Langsung ke konten utama

Kompleksitas Ruang Virtual Sebagai Wadah Bebas Berkarya. (Catatan Apresiatif Kepada Salah Satu Mahasiswa Politeknik ElBajo Commodus, Perguruan Tinggi Pariwisata Perdana Mabar)

Kompleksitas Ruang Virtual Sebagai Wadah Bebas Berkarya. (Catatan Apresiatif Kepada Salah Satu Mahasiswa Politeknik ElBajo Commodus, Perguruan Tinggi Pariwisata Perdana Mabar)

Oleh : Aloysius Suhartim Karya (Louis)


Mahasiswa prodi Ekowisata, Politeknik ElBajo Commodus
Labuan Bajo. Rino Sardi berbaju hijau kedua dari kanan.
Labuan Bajo, D'LouisBlog - Pandemi, Corona Virus Disease  2019 (Covid-19), menghempas ruang interaksi sosial manusia di Bumi. Semua sektor terdampak, tumbang dan luluh lantak hingga hancur berantakan. Aktivitas produktif manusia stagnan seakan sedang mati suri. Salah satunya yaitu institusi produksi bibit intelektual yang tersemai pada level pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.

Sejak wabah Covid19 diumumkan pertama kalinya masyarakat Indonesia terinfeksi, pada 3 Maret 2020. Beberapa pekan setelah itu, pemerintah republik Indonesia yang di pimpin oleh Presiden Jokowi mengeluarkan ultimatum kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan segala aktivitas yang bersifat kolosal. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim langsung mengikuti arahan Presiden untuk menghentikan kegiatan akademik pada ruang nyata (proses belajar mengajar) disekolah - sekolah se-Indonesia dan memberlakukan sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan demi memutuskan mata rantai penyebaran virus corona yang menyerang sistem pernapasan manusia itu, khususnya kepada para agen perubahan.

Langkah radikal yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam pertempuran 'cold war' melawan korona yaitu pengaplikasian sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kota - kota besar. Khususnya, kota yang telah dikategorikan sebagai daerah terpapar atau Zona Merah. Meskipun akhir - akhir ini ramai didiskusikan keefektifan skema strategi baru sebagai bentuk normalisasi peradaban manusia oleh banyak pakar ; Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya, Pendidikan dan lain sebagainya. Yaitu New Normal atau Normal Baru, tetapi kehidupan manusia yang tersandera oleh wabah ini harus dilakukan dengan sangat tangkas agar perekenomian masyarakat kembali berjalan dan hal ini berimplikasi pada stabilitas perekonomian nasional.

Institusi pendidikan yang komandoi oleh Kementerian Pendidikan bermanuver dengan sangat dinamis. Kanal media sosial menjadi sasaran tepat digunakan oleh semua kalangan khususnya  akademisi. Tutorial dibuat variatif, lalu dijadikan sebagai acuan dasar metode pembelajaran. Kegiatan akademik beralih dari tatap muka diruang nyata ke media sosial. Meeting pada ruang virtual menggunakan aplikasi Zoom, WhatsApp, Facebook, Telegram dan lain sebagainya. Dari sekian banyak aplikasi itu serentak naik rating pada play store dan tentunya mendulang berlimpah ruah profitabilitas pendirinya. Facebook sebagaimana diberitakan oleh Detikfinasial, bahwa sang pendiri Zuckerberg, selama 3 bulan terakhir mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis, sehingga ia menempatkan posisi ke-3 orang terkaya di Dunia. Kebiasaan baru atau atau norma baru ini tentu sedikit asing bagi sebagian orang, tapi suka tidak suka pandemi covid19 menuntut kita agar kreatif, inovatif dan bijak demi kebajikan bersama.

Beberapa hari belakangan ini, saya pribadi mendapat kejutan yang membuat saya tak henti-hentinya berdecak kagum. Pasalnya, seorang mahasiswa perguruan tinggi kampus Politeknik ElBajo Commodus, Prodi Ekowisata - Mahasiswa semester 4 bernama Rino Sardi menginformasikan bahwa dirinya telah berhasil 'lolos' verifikasi beasiswa pertukaran mahasiswa se-ASEAN. "Terimakasih atas support, motivasi dan spirit dari teman - teman mahasiswa Poltek kepada saya. Saya telah berhasil 'lolos' seleksi team program beasiswa pertukaran  mahasiswa ke Thailand, dan saya saat ini sedang mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan oleh team" ujar mahasiswa semester empat itu dalam cuitannya dalam group diskusi Mahasiswa Poltek.

Bagi saya pribadi, ini adalah surprised atau kejutan yang spektakuler. Tak terbayangkan bahwa dalam situasi indolensi seperti ini, seorang pemuda milenial terus berpacu, mengaktifkan nalarnya dan konsisten berselancar pada kanal media sosial untuk mendapatkan banyak informasi tentang Program Beasiswa Pertukaran Mahasiswa lintas ASEAN. Hal yang menarik adalah ia mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi milenial, 'Bukan kaleng - kaleng'. Ia juga membuktikan kepada kita semua bahwa stay at home adalah kans yang 'luas & lebar'  bagi siapa saja, untuk tetap belajar menemukan passion diri dan banyak hal positif lainnya. Stay at home bukan waktu yang membosankan, apalagi merasa frustasi karena interaksi sosial dibatasi.

Peristiwa ini pula, sesungguhnya adalah afirmasi positif khususnya kepada generasi muda intelektual, yang sedang berlayar dalam samudra ilmu pengetahuan, agar memanfaatkan teknologi digital dengan baik dan benar. Media sosial bukan ruang virtual untuk menumpahkan masalah personal, bukan juga untuk narsisme, juga bukan untuk sekedar menghabiskan waktu dengan percuma 'browsing-an', saling komentar pada dinding Facebook atau chatting tentang pacaran saja hingga larut malam. Tetapi sebaliknya, seyogianya media sosial apa saja bentuk dan jenisnya adalah gelanggang adu tangkas untuk mendapatkan kesempatan emas, memupuk diri secara organik agar menjadi pribadi yang kokoh bukan plagiat dengan cara copy paste. Media sosial adalah ruang virtual publik, siapa saja dapat mengaksesnya. Akun Facebook kita pun dapat dikunjungi oleh orang lain, apakah motif mereka untuk sekedar browsing saja, atau sekedar mengetahui tentang anda pada dunia maya. Oleh karenanya, apabila ruang virtual yang bebas itu disalahgunakan, misalnya postingan makian/umpatan, curhatan pribadi, menghujat seseorang, dan lain sebagainya. Hal ini akan mendiskreditkan pribadi kita secara individual. Citra kita pada mata publik ter-reduksi dan lebih parah lagi stereotip negatif publik kepada kita secara individu.

Rino Sardi adalah lilin yang menerangi ruang gelap intelektualitas, khususnya pengguna media sosial. Peristiwa yang dijalaninya adalah rudal yang telah meruntuhkan tembok 'budaya bermedia sosial' yang semakin hari terjadi degradasi yang sangat masif. Tentu harapan kita kedepannya bahwa, jejak yang telah ditebas atau dibuka oleh Rino Sardi dapat diikuti oleh mahasiswa yang lain. Karena modal terbesar bagi generasi saat ini adalah ilmu pengetahuan. Pendidikan adalah senjata terampuh yang dapat mengubah dunia. Belajar di negara Thailand tentu akan mendapatkan segudang nutrisi intelektual yang menjadi aset masa depan. Artinya Rino Sardi akan menjadi pemuda milenial yang kaya, kaya dalam kacamata pribadinya dalam melihat dunia yang begitu kompleks. Perspektif intelektualnya pun akan banyak dan variatif dan berbobot.

Good luck! untuk mu ase geong, semoga persiapan berkas/dokumen pra berangkat ke Thailand berjalan tanpa hambatan. Kendatipun nanti gagal (andaikata), itu bukan kekalahan dalam perjuangan juga bukan kesalahan, tetapi sebuah eksperimen spektakuler yang luar biasa dan tentunya kami selalu apresiasi. hal itu menghendakimu untuk terus dan tetap berjuang. Namun, saya yakin segala upayamu yang telah tercurahkan, akan membuahkan hasil yang membanggakan kami sejawat mahasiswa, institusi - kampus Politeknik ElBajo Commodus dan semua sahabat - sahabatmu.

Selamat Berjuang untuk Rino, Kesuksesan sesungguhnya menanti dibalik tirai upayamu.

Penulis adalah Pegiat Pariwisata, Aktivis (Pariwisata, Sosial & Budaya),

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar. (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini).

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar.  (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini). Oleh : Aloysius Suhartim Karya. Memandu Wisatawan Nusantara (Jakarta) di Bukit Cinta Teletubbies adalah kata 'Nama' yang sedang viral saat ini dibeberapa kanal media sosial, khususnya Facebook. Berbagai catatan apresiatif berseliweran di media sosial. Masyarakat Mabar sangat bangga, bahwa ternyata di wilayah terbarat pulau Flores, tersemai begitu banyak potensi alam yang dapat dijadikan daya tarik wisata. Salah satunya adalah Bukit Teletubbies. Bukit Teletubbies, begitulah orang - orang menamai sebuah bukit dengan hamparan tanah lapang yang diselimuti oleh rerumputan hijau dan ditumbuhi beberapa pohon, diantaranya pohon Lontar (Borrassus flabellifer Linn) dan pohon Bidara (Ziziphus mauritina). Letaknya yang dekat dengan daerah pesisir, memperkuat posisi dari lokasi wisa

Virus Korona, Bencana Menjadi Anugerah

Labuan Bajo, D'Louis Blog  - Dunia saat ini masih berkabung, setiap Negara selalu memperbaharui jumlah warga negaranya yang terpapar Virus Korona, Corona Virus Disease 2019, Covid-19 yang bermula dari Wuhan, Cina tahun 2019 yang lalu. tak terlepas Indonesia, dilansir dari media Kompas.com hari ini, Selasa (28/4/2020) melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan " pasien korona bertambah 415 orang " pasien yang positif berjumlah 9.115 orang sejak pasien pertama diumumkan pada maret 2020.  Setiap orang saat ini selalu memantau grafik  suspect  pasien korona yang positif yang diumumkan oleh pemerintah dengan penuh harapan grafik virus korona ini lekas menurun.  insan berakal budi tak berdaya, sejenis makhluk tak berkasat mata dengan leluasa memorak - porandakan kehidupan umat manusia di Bumi. hati terkikis, teriris melihat situasi yang tak terkendali ini, ekonomi memburuk, relasi sosial dibantai, regulasi yang diteta

Korona Mengalahkan Kemegahan Perkotaan

Labuan Bajo, D'Louis Blog - Selama beberapa pekan terakhir, jagat raya Nusantara diramaikan oleh mobilisasi orang - orang yang melakukan perjalanan dari Kota ke kampung halaman masing - masing. Ada yang menggunakan moda transportasi laut, sebagian darat dan tidak banyak yang pulang kampung via udara. Mereka yang tinggal di kota besar maupun kecil seantero Nusantara memutuskan untuk pulang kampung setelah Virus SARS-Cov-2 atau lebih kita kenal Korona menghantam daerah perkotaan sebagai tempat  berpopulasi padat dan  pusat industri. Berbagai kisah telah dialami oleh mereka yang pulang kampung, pengalaman manis dan pahit menjadi bumbu adonan kisah Korona selama proses perjalanan ke kampung, yah... itu-lah dinamika hidup yang akan menjadi cerita indah kepada anak cucu kelak kita tua nanti. 😊 Secara geografis kampung halaman (perkampung) sebagian besar terisolasi oleh pegunungan, lembah, hutan, sungai, gambut, padang dan sebagainya, aksesibilitas jalan raya, listrik,