Langsung ke konten utama

Korona Mengalahkan Kemegahan Perkotaan

Labuan Bajo, D'Louis Blog - Selama beberapa pekan terakhir, jagat raya Nusantara diramaikan oleh mobilisasi orang - orang yang melakukan perjalanan dari Kota ke kampung halaman masing - masing. Ada yang menggunakan moda transportasi laut, sebagian darat dan tidak banyak yang pulang kampung via udara. Mereka yang tinggal di kota besar maupun kecil seantero Nusantara memutuskan untuk pulang kampung setelah Virus SARS-Cov-2 atau lebih kita kenal Korona menghantam daerah perkotaan sebagai tempat berpopulasi padat dan pusat industri.


Berbagai kisah telah dialami oleh mereka yang pulang kampung, pengalaman manis dan pahit menjadi bumbu adonan kisah Korona selama proses perjalanan ke kampung, yah... itu-lah dinamika hidup yang akan menjadi cerita indah kepada anak cucu kelak kita tua nanti. 😊


Secara geografis kampung halaman (perkampung) sebagian besar terisolasi oleh pegunungan, lembah, hutan, sungai, gambut, padang dan sebagainya, aksesibilitas jalan raya, listrik, jaringan internet serta amenitas lain sebagai sarana pendukung peradaban dewasa ini menjadi alasan utama bahwa kampung sulit untuk dijadikan tempat adu nasib "Survival Spot" kampung hanyalah sebagai tempat kelahiran Birth Place . Pada umumnya, masyarakat yang tinggal di kampung didominasi oleh kelompok petani subsisten, hasil pertaniannya pun hanya mencukupi kebutuhan pangan keluarganya sendiri. meskipun ada pendapatan alternatif lain, namun masih belum dapat mencukupi kebutuhan hidup pada era ini. 


Sebagai solusi atas pergulatan hidup yang tak berkesudahan itu, sebagian dari masyarakat kampung memutuskan untuk merantau, meninggalkan kampung halaman dan merajut mimpi baru (kesuksesan), mengadu rejeki di kota - kota besar hingga hari kesuksesan nanti tiba. Kota besar memang menjanjikan akan kesuksesan, segala aspek yang mendukung sistem perekonomian bercokol di kota - kota itu, arus urbanisasi pun tak terbendungkan, yang menyebabkan kepadatan pada setiap ruang perkotaan. Sebagai 'pelabuhan' berlabuhnya orang - orang kampung mengadu nasib, kota harus siap menerima segala konsekuensi tersebut, termasuk kriminalitas. Hal ini kerap terjadi sebab kota adalah "Melting pot" tempat peleburan orang - orang yang terdiri dari berbagai latar belakang, suku, ras, agama, profesi, pendidikan dan sebagainya. 



Hiruk pikuk kehidupan antara kota dan desa (kampung) memang tak sebanding. gegap gempita serta kegemerlapan menghiasi sudut kota, siang dan malam sama saja. Segala sesuatu pasti dengan mudah didapatkan asalkan punya uang, menjalani hidup di kota seakan lebih mudah dibanding di desa. Desa pun dilihat sepintas saja, bahkan orang berasal dari desa pun hanya ber-mudik saat - saat hari raya keagamaan saja untuk bernostalgia semasa kecil semasih di desa dengan sanak family. 



Tahun 2020 merupakan etalase abad 21 yang spesial. Unik, bahkan mampu membalikkan fakta bahwa ternyata gegap gempita serta kegermalapan perkotaan hanyalah hiasan semata. Ketika sejenis virus tak berkasat mata menyerang komunitas-nya, perkotaan limbung dan runtuh, sistem perekonomian terputus, kelaparan melanda ke-setiap warga. Warga kota yang berasal dari kampung awalnya ambigu, menetap di kota atau pulang kampung ? ketika kota tidak sanggup lagi memberikan kebebasan (penghidupan) maka kampung selalu dengan pintu lebar se-lebarnya menerima kedatangan buah hati yang lama tak menepi. 


Kampung yang udik dengan setia menyimpan kisah cerita kala itu, engkau mandi dikali, menyiangi rumput diladang, mengairi sawah, menyalakan api dipertungkuan dapur tanah sambil bernyanyi lagu "Sio Mama" bercanda ria bersama kerbau saat membajak sawah, bertamu kerumah tetangga agar dijamu kopi hitam sore hari atau berburuh babi hutan bersama seekor anjing bernama Kampa misalnya. Pangkuan pertiwi (kampung) tidak akan pernah melupakanmu, apalagi meninggalkanmu, karena engkau adalah sang buah hati.


Tentu engkau tidak ingin menjadi pembawa malapetaka, pembawa virus mematikan ini ke kampung halaman mu sendiri. Langkah preventif dan mitigasinya hanyalah dengan cara mengikuti prosedur tetap (protap) pada gugus penanganan masalah korona disetiap wilayah kita masing - masing, ceritakan kisah indah tentang kota yang pernah engkau singgahi selama perjalanan pulang kampung dan nikmati semua fasilitas semasa karantina selama kurang lebih 14 hari, sebelum bertemu keluarga besar dikampung halaman yang telah lama merindukan kedatangamu.   


Semua orang saat ini berbicara tentang kampung, diskursus formal dan informal oleh pemerintah maupun masyarakat, selalu bahas kampung sebagai benteng pangan satu - satunya. Tepat pada situasi pandemi ini, kita semua harus berterimakasih pada kampung, berterimakasih kepada para petani - petani yang telah banting tulang dari pagi hari hingga petang agar hasil panen melimpah. Semoga hasil panen khususnya padi dan palawia dari komunitas petani tahun ini berlimpah ruah agar kelaparan tidak datang menghampiri kita.



"Segalanya dapat diperoleh dengan uang, tapi uang tidak segala uang"

Bagaimana saudara menanggapinya ?




Salam dari kampung halaman ku tercinta. 



Cangkang, 29 April 2019. 




Aloysius Suhartim Karya 



Louis 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar. (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini).

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar.  (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini). Oleh : Aloysius Suhartim Karya. Memandu Wisatawan Nusantara (Jakarta) di Bukit Cinta Teletubbies adalah kata 'Nama' yang sedang viral saat ini dibeberapa kanal media sosial, khususnya Facebook. Berbagai catatan apresiatif berseliweran di media sosial. Masyarakat Mabar sangat bangga, bahwa ternyata di wilayah terbarat pulau Flores, tersemai begitu banyak potensi alam yang dapat dijadikan daya tarik wisata. Salah satunya adalah Bukit Teletubbies. Bukit Teletubbies, begitulah orang - orang menamai sebuah bukit dengan hamparan tanah lapang yang diselimuti oleh rerumputan hijau dan ditumbuhi beberapa pohon, diantaranya pohon Lontar (Borrassus flabellifer Linn) dan pohon Bidara (Ziziphus mauritina). Letaknya yang dekat dengan daerah pesisir, memperkuat posisi dari lokasi wisa

Virus Korona, Bencana Menjadi Anugerah

Labuan Bajo, D'Louis Blog  - Dunia saat ini masih berkabung, setiap Negara selalu memperbaharui jumlah warga negaranya yang terpapar Virus Korona, Corona Virus Disease 2019, Covid-19 yang bermula dari Wuhan, Cina tahun 2019 yang lalu. tak terlepas Indonesia, dilansir dari media Kompas.com hari ini, Selasa (28/4/2020) melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan " pasien korona bertambah 415 orang " pasien yang positif berjumlah 9.115 orang sejak pasien pertama diumumkan pada maret 2020.  Setiap orang saat ini selalu memantau grafik  suspect  pasien korona yang positif yang diumumkan oleh pemerintah dengan penuh harapan grafik virus korona ini lekas menurun.  insan berakal budi tak berdaya, sejenis makhluk tak berkasat mata dengan leluasa memorak - porandakan kehidupan umat manusia di Bumi. hati terkikis, teriris melihat situasi yang tak terkendali ini, ekonomi memburuk, relasi sosial dibantai, regulasi yang diteta