Langsung ke konten utama

Pemda Mabar Sangat Lamban Dalam Menangani Penyebaran Covid-19, Masyarakat Intensif Berjibaku Melawan Covid-19.

Labuan Bajo, D'Louis Blog - Virus SARS Cov-2 atau lebih dikenal Covid-19 adalah Jenis virus baru yang menyerang system pernapasan manusia (Pneumonia). Penderita umumnya mengalami gangguan saluran pernapasan berat hingga menyebabkan kematian. Di Indonesia kasus korona tercatat 14.749 kasus. Berdasarkan data yang masuk ke team gugus penanganan Covid-19 Indonesia,  Achmad Yurianto mengatakan “Kasus yang kita dapatkan konfirmasi Covid-19 naik 484 orang” (Sumber berita Kompas.com 12 Mei 2020). Jumlah kasus baru tersebut kini secara akumulatif naik drastis, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Labuan Bajo sebagai kota yang dijuluki Eropanya pulau Flores tak luput dari amukan virus itu. Sebagai sinyalir bahwa ia ada di tana Mabar, virus korona menyerang dua orang warga Manggarai Barat, dimana sebelumnya mereka mengikuti acara keagamaan di Gowa, Selawesi Selatan. Hal itu terkonfirmasi dari hasil tes swab oleh team medis pada laboratorium khusus di ibu kota Negara, Jakarta. Pemerintah kabupaten Manggarai Barat (Mabar), hiruk pikuk mengantisipasi merebaknya virus ini kebeberapa tempat di Mabar.

Pemda Mabar intensif bersama aparat membentuk posko penangan Covid-19 pada sejumlah titik, mobil polisi setiap malam secara rutin memantau agar masyarakat Mabar patuh mengaplikasikan secara maksimal maklumat Presiden Jokowi yaitu stay at home, work from home, selalu mencuci tangan dan menggunakan masker. Siang hari para aparat dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasanya. Kelihatannya, perketatan dalam pengawasan pemerintah dan aparat hanya berlaku pada malam hari saja. Beberapa masyarakat pun mendapatkan hukuman ringan dari aparat berupa push up apabila mereka tidak mengenakan masker saat berada diluar rumah.

Bentuk keseriusan Presiden jokowi dalam memberantas penyebaran virus ini berupa dekrit-nya yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Presiden pun tak tanggung – tanggung menggelontorkan ratusan triliun 'bantuan sosial' kepada masyarakat Indonesia yang terdampak secara ekonomi dari pandemi Covid-19. Senilai 110 triliun dari total anggaran 405,1 triliun rupiah. Tiap pemerintah daerah juga menganggarkan dengan nominal variatif tetapi bisa mencapai milliaran rupiah.

Pemerintah kabupaten Manggarai Barat juga tidak bergeming. Pemda Mabar menyiapkan anggaran dana penangguhan dan atau dana penanganan dampak pandemi Covid-19 senilai 78 milliar, jumlah dana yang disediakan oleh Pemda saat ini 18,290 miliar dan sisahnya sedang menunggu ‘validasi’ pencairan oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Masyarakat Manggarai Barat bersukaria setelah beredar berita bahwa pemerintah daerah proaktif dalam prahara pandemi ini, berharap dana itu akan segera dicairkan.

Kelangkangan alat pelindung diri (APD) khususnya masker yang mana adalah unsur tervital sebagai senjata melawan virus korona meresahkan masyarakat Mabar. Pasalnya, benda itu tidak lagi tersedia di pasar, atau tempat jualan lainnya. Disinfektan pun musnah disetiap toko, juga farmasi atau apotik yang menjadi wahana penangkal berbagai virus dan penyakit, tak ada bayangan dari benda yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Mabar itu. Jeritan warga masyarakat seakan tidak didengar oleh pemerintah Mabar, meskipun bantuan sosial telah disalurkan tetapi itu adalah wujud nyata sebagai solidaritas sesama masyarakat. Masyarakat Mabar membentuk relawan Covid-19, mereka bahu – membahu membangun relasi sana sini, selalu berupaya untuk mendapatkan donasi dari para donatur, dikumpulkan pada posko bantuan masing – masing, lalu segera mendistribukannya kepada masyarakat yang benar – benar membutuhkan.

Hari berganti hari, sementara jumlah pasien dengan kategori Orang dalam Pantaun (ODP), Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan suspected pasien Positif terjangkit virus korona terus meningkat. Labuan Bajo yang kini berstatus red zone atau zona merah yang artinya virus korona terinkubasi pada setiap lorong atau sudut kota, dan telah bersarang pada pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif yang sedang berada ditempat karantina.

Pertimbangan jangkauan Terang – Labuan Bajo dan mobilisasi warga masyarakat setiap hari melintasi jalur tengah pantura lewat Waebobok, Kampung Rai, Nggorang, Labuan Bajo sangat rentan terpapar dengan virus ini. Potensi mutasi virus ini kepada warga masyarakat yang secara konstan bolak – balik Terang – Labuan Bajo, Labuan Bajo - Terang mesti diantisipasi lebih awal.

Faktor lain yang menjadi perhatian penulis dalam mengamati penyebaran virus ini adalah orang – orang yang melakukan pulang – pergi terhadap destinasi Labuan Bajo adalah virus carrier dapat dikatakan orang tanpa gejala (OTG) berdasarkan riwayat perjalanan ‘Destinasi Labuan Bajo’ sebagai kita ketahui sebagai kota berlabel zona merah. Sesama manusia yang ingin menikmati hidup bebas di dunia ini, mari kita selalu mawas diri. Segala urusan yang berkaitan dengan khalayak ramai seperti Salat di Masjid, Misa Hari Minggu, Nongkrong diperempatan jalan, dideker, dirumah yang ada wanita gadis atau nongkrong dirumah perjaka muda harus ditunda dulu. Sembari memohon kepada sang empunya kehidupan agar kita semua segera dibebaskan dari penjara massal ini.

Harapan Masyarakat kepada Pemda Mabar

Pembekalan masyarakat oleh pemda berupa masker dan disinfektan adalah pedang samurai yang memangkas penyebaran virus ini, khususnya wilayah Terang yang berdekatan dengan Labuan Bajo. Dalih Pemda terkait masalah administrasi hingga dana Covid-19 mengendap di bank dan tidak dapat dicairkan hanyalah memperumit masalah Covid-19. Itu bukan solusi, Pemda Mabar tidak cakap dan sangat lamban dalam ‘mengatasi masalah tanpa masalah’. Ataukah ada sesuatu yang disisihkan alasan Pemda hingga dana itu didiamkan ? Untuk apa dana yang telah dianggarkan senilai milliaran rupiah tersebut, jika hingga saat ini belum dicairkan juga ?

Pemda Mabar mestinya peka, dampak dari lambannya reaksi melayani kepentingan publik dalam masalah pandemi ini akan melahirkan antipati, distrust dan lunturnya citra pemerintahan pada mata masyarakat Mabar. Marwah pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus diutamakan, bukankah anda sekalian adalah jongos masyrakat ?

Sebagai rakyat, tentunya kami selalu sabar menanti kabar baik dari pemerintah Mabar, karena antensi kita semua sama, yaitu mengupayakan agar virus korona ini segera hengkang dari Ibu Pertiwi. Tapi, wujud sinergitas pemerintah dalam memangkas penyebaran virus ini dengan cara menyediakan alat pelindung (APD) masker & disinfektan harus segera direalisasikan. Bukan hanya mendirikan posko yang tidak efektif dan hanya menghabiskan dana Negara saja. Ini bukan perang fisik, tapi perang tak kasat mata, kelihaian kita akan mengalahkan wabah ini.

Kami tunggu realisasi pencairan Dana Covid-19 Pemda Mabar.


Aloysius Suhartim Karya (Louis)
.....................................................

Penulis adalah Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Ilmu Pariwisata di Kampus Politeknik ElBajo Commodus, Labuan Bajo, Aktivis dan Pegiat Pariwisata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar. (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini).

Plagiat Nama, Mengeliminasi Autentisitas Lokalitas Pariwisata Mabar.  (Catatan kritik lahirnya nama Teletubbies pada sebuah bukit di Kampung Lemes, Desa Macang Tanggar, yang sedang viral saat ini). Oleh : Aloysius Suhartim Karya. Memandu Wisatawan Nusantara (Jakarta) di Bukit Cinta Teletubbies adalah kata 'Nama' yang sedang viral saat ini dibeberapa kanal media sosial, khususnya Facebook. Berbagai catatan apresiatif berseliweran di media sosial. Masyarakat Mabar sangat bangga, bahwa ternyata di wilayah terbarat pulau Flores, tersemai begitu banyak potensi alam yang dapat dijadikan daya tarik wisata. Salah satunya adalah Bukit Teletubbies. Bukit Teletubbies, begitulah orang - orang menamai sebuah bukit dengan hamparan tanah lapang yang diselimuti oleh rerumputan hijau dan ditumbuhi beberapa pohon, diantaranya pohon Lontar (Borrassus flabellifer Linn) dan pohon Bidara (Ziziphus mauritina). Letaknya yang dekat dengan daerah pesisir, memperkuat posisi dari lokasi wisa

Virus Korona, Bencana Menjadi Anugerah

Labuan Bajo, D'Louis Blog  - Dunia saat ini masih berkabung, setiap Negara selalu memperbaharui jumlah warga negaranya yang terpapar Virus Korona, Corona Virus Disease 2019, Covid-19 yang bermula dari Wuhan, Cina tahun 2019 yang lalu. tak terlepas Indonesia, dilansir dari media Kompas.com hari ini, Selasa (28/4/2020) melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan " pasien korona bertambah 415 orang " pasien yang positif berjumlah 9.115 orang sejak pasien pertama diumumkan pada maret 2020.  Setiap orang saat ini selalu memantau grafik  suspect  pasien korona yang positif yang diumumkan oleh pemerintah dengan penuh harapan grafik virus korona ini lekas menurun.  insan berakal budi tak berdaya, sejenis makhluk tak berkasat mata dengan leluasa memorak - porandakan kehidupan umat manusia di Bumi. hati terkikis, teriris melihat situasi yang tak terkendali ini, ekonomi memburuk, relasi sosial dibantai, regulasi yang diteta

Korona Mengalahkan Kemegahan Perkotaan

Labuan Bajo, D'Louis Blog - Selama beberapa pekan terakhir, jagat raya Nusantara diramaikan oleh mobilisasi orang - orang yang melakukan perjalanan dari Kota ke kampung halaman masing - masing. Ada yang menggunakan moda transportasi laut, sebagian darat dan tidak banyak yang pulang kampung via udara. Mereka yang tinggal di kota besar maupun kecil seantero Nusantara memutuskan untuk pulang kampung setelah Virus SARS-Cov-2 atau lebih kita kenal Korona menghantam daerah perkotaan sebagai tempat  berpopulasi padat dan  pusat industri. Berbagai kisah telah dialami oleh mereka yang pulang kampung, pengalaman manis dan pahit menjadi bumbu adonan kisah Korona selama proses perjalanan ke kampung, yah... itu-lah dinamika hidup yang akan menjadi cerita indah kepada anak cucu kelak kita tua nanti. 😊 Secara geografis kampung halaman (perkampung) sebagian besar terisolasi oleh pegunungan, lembah, hutan, sungai, gambut, padang dan sebagainya, aksesibilitas jalan raya, listrik,